URGENSI MEMPELAJARI SIRAH NABAWIYAH
URGENSI
MEMPELAJARI SIRAH NABAWIYAH
Ade
Abdullah, Lc. (Dosen Ma’had Al- Imarat Bandung)
Sirah nabawiyah adalah kisah perjalanan hidup seorang manusia terbaik,
yaitu Nabi Muhammad, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam. Beliau merupakan gambaran nyata, utuh dan paripurna tentang hakikat Islam.
Sehingga, mustahil seorang muslim dapat memahami hakikat Islam ini dengan
sempurna tanpa mengenal lebih jauh sosok Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam.
Mempelajari sirah nabawiyah
menjadi hal yang lazim bagi seorang muslim. Tujuannya bukanlah untuk sekedar
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam saja.
Bahkan lebih daripada itu, dengan mempelajari sirah nabawiyah, seorang muslim dapat mengambil pelajaran dan juga dapat menemukan rumusan-rumusan
kesuksesan generasi masa lalu untuk diterapkan ulang di kehidupan hari ini.
DR. Yahya Ibrahim al Yahya
menjelaskan tentang alasan-alasan pentingnya belajar sirah nabawiyah ini dalam karyanya, Limadza Nadrusussirah?.
Paling tidak menurut beliau, terdapat tiga hal yang menjadi alasan pentingnya
mempelajari sirah nabawiyah, di
antaranya:
a. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam Sebagai Tauladan
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam merupakan potret nyata
agama Islam. Semua syariat Islam sangat bertumpu tentang bagaimana cara pelaksanaannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam. Tanpa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam, mustahil seorang
muslim dapat beribadah kepada Allah Subhanahu
Wata’ala dengan cara benar. Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ
فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا {الأحزاب : 21}
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”
(QS. Al Ahzab : 21)
Shalat,
misalnya. Ketika Allah subhanahu
wa ta’ala memerintahkan shalat kepada setiap muslim,
siapa yang bisa menunaikan shalat ini dengan cara yang benar tanpa contoh dari Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wasallam? Oleh
karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam berpesan:
صَلُّوا كَمَا
رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي )رواه البخاري)
"Shalatlah
kalian seperti kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari)
Betul
memang kajian lebih mendalam tentang tata cara ibadah itu sudah dibahas lengkap
oleh para ulama dalam satu ilmu yang disebut dengan ilmu fiqih. Akan tetapi penelusuran
tentang bagaimana tata cara Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
shalat itu juga merupakan bagian penting dari sirah nabawiyah.
Selain
itu, sirah nabawiyah juga akan memberikan banyak pelajaran penting lainnya
bagi berbagai kalangan. Para da’i dapat mengambil pelajaran tentang bagaimana
Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam berdakwah. Para
pendidik bisa mengambil ibroh tentang bagaimana cara Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam mendidik. Begitupun
oleh para pemimpin, mereka bisa belajar tentang leadership Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam.
Pun
demikian para pebisnis, mereka perlu belajar dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam, karena Beliau tidak pernah main-main
saat mendalami dunia bisnis. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wasallam menjadi
orang yang paling sukses pada saat berbisnis hingga ke luar negeri, yaitu Syam.
Maka, semua aspek kehidupan
Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam dapat dijadikan tauladan
bagi siapapun dan dengan latar belakang apapun. Bahkan, di setiap episode sirah nabawiyah, seorang muslim bisa
menemukan hikmah yang berharga yang bisa dia tiru dalam kehidupannya.
b. Sirah nabawiyah Memupuk Keimanan dan Menguatkan Keyakinan
Di antara hal yang dikemas dalan sirah nabawiyah adalah beberapa kisah
yang berkaitan dengan mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
مَا مِنَ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ
قَدْ أُعْطِيَ مِنَ الْآيَاتِ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَر
“Tidak
ada seorang nabi pun, kecuali diberi bukti-bukti (mukjizat) yang dengan semisal
itu manusia beriman.” ( HR. Muslim No. 152)
Mukjizat ini tentunya sangat
berpengaruh dalam penanaman iman dan penguatan keyakinan orang yang
menyaksikannya. Lebih daripada itu, mukjizat ini pun masih mampu menguatkan
iman seorang muslim hari ini, jika kisah mukjizat itu didalami kembali. Inilah
hakikat kisah yang dengannya seseorang muslim dapat menguatkan imannya.
Begitupun dengan kisah-kisah
Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam lainnya, acapkali hembusan iman begitu terasa oleh seorang muslim
pada saat membolak-balik lembaran sejarahnya.
Hal ini justru karena kuatnya iman dan keyakinan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam sendiri, terutama pada saat Beliau menghadapi
beberapa peristiwa genting, seperti pada saat diusir dari Thaif, perang uhud,
dan lain-lain; Beliau tetap bersabar dan penuh harap.
Secara tidak langsung situasi
Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam pada saat itu mengajarkan seorang muslim dalam memilih sikap yang
tepat pada saat menghadapi masalah yang krusial. Sekaligus dapat menjadi
dorongan keyakinan untuk tetap konsisten dan konsekwen dengan pilihan sikap
tadi, meski tidak mudah untuk dihadapi, seperti apa yang penah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam ajarkan.
c. Sirah nabawiyah dapat Menanam Kecintaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
Sirah nabawiyah mengenalkan kepada seorang muslim tentang kecintaan
Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wasallam terhadap umatnya. Begitupun tentang akhlak Beliau yang mulia,
serta pengorbanan Beliau dalam mendakwahkan Islam. Secara tidak langsung,
kecintaan seorang muslim terhadap sosok Nabinya akan tumbuh berkembang pada
saat menyelami sejarah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam. Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman:
قُلْ
إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31)
“Tak
kenal maka tak sayang”. Inilah pribahasa Indonesia yang menggambarkan
pentingnya sebuah perkenalan untuk mengawali rasa cinta. Pun demikian dengan sirah nabawiyah. Ia laksana gerbang yang
siap mengantarkan seorang muslim menuju cinta Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam yang bermuarakan cinta
kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Karena saking pentingnya pengajaran sirah nabawiyah, para ulama
salafusshalih selalu menggadengkan pengajaran
al Quran dengan sirah nabawiyah kepada anak-anak mereka. Hal ini
tentunya agar kecintaan anak-anak terhadap Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bisa tumbuh berkembang. Ali bin Husain
berkata :
كنا نُعلَّم مغازي النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ
كما نعلم السورة من القرآن.
“Kami diajari
kisah peperangan Rasulullah shallallahu
‘alayhi wasallam sebagaimana kami diajari al Quran”. (Kitab Al Jami’ Li Akhlaqir Rawi wa Adaabis Sami’, karya Imam Al Khathib
Al Baghdadiy II:252)
Demikian sedikit paparan tentang
urgensi mempelajari sirah nabawiyah.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar